Kamis, 23 Juni 2016

Aku masih perlu rehat dalam genggaman, dan lelap dalam pelukan.

Aku masih muda, seharusnya aku masih punya banyak waktu produktif, waktu-waktu yang bisa aku gunakankan untuk membuat cerita-cerita yang menyenangkan dalam perjalanan hidupku. Tak ada yang berbeda dengan kehidupanku, sama dengan kehidupan orang-orang yang bahagia disana. 


Aku hanya seorang perempuan yang sedikit manja dengan orang yang aku sayangi, aku selalu ingin terus bersamanya, selalu ingin perhatiannya, selalu ingin senyumannya. Aku selalu merasa aku terasingan diantara orang-orang yang aku sayangi.
Aku adalah orang yang tak bisa meluapkan kemarahannya pada sebuah kata umpatan atau hal yang semacamnya. Aku adalah perempuan yang hanya bisa menangis menyesali kemarahan yang meluap-luap dalam hati, hal itu selalu membuat hatiku terbakar,  dan juga merasa sakit sendiri.

Hal seperti menyimpan segala perasaan, beban, dan pikiran sendiri itu yang memperlihatkan seseorang nampak kuat. Padahal, hal tersebut menggerus jiwanya secara perlahan hingga rapuh. Itulah yang seringkali aku rasakan sebagai seorang perempuan yang diciptakan Tuhan dengan penuh kelembutan hati, sedang kelembutan yang aku miliki membuat aku tidak bisa mengutarakan yang ingin aku sampaikan dengan baik, tidak bisa meluapkan apa yang menjadi kemarahanku, tidak bisa berbagi beban bersama orang lain, tidak bisa berbagi pikiran kepada orang lain, dan tidak ingin melukai siapapun.. hingga akhirnya semua hal itu melukai diriku sendiri.

Untuk sekarang, aku memandangi jam dinding yang sedikit demi sedikit memberitahuku bahwa waktu kian berganti, nafas yang dihembuskan semakin memotong umur. Sedang aku tengah menikmati hadiah kiriman dari Tuhan yang ia titipan lewat penyakitku.

Entah hadiah istimewa apalagai yang akan aku terima, perutku kini sudah begah. Perutku sudah buncit karena terlalu banyak melahap hadiah-hadiah kiriman Tuhan yang tiada hentinya.. Begitulah cara Tuhan mencintaiku.

Kali ini rasanya aku ingin berolahraga dengan kekasihku, sedikit olahraga ringan untuk menghilang rasa begah dan perut buncit ini agar aku bisa menghabiskan semua hadiah yang telah Tuhan hidangkan. Karena jika hadiah-hadiah tersebut aku biarkan, mereka akan di makan lalat-lalat dan membiarkan aku mati kelaparan hingga hidupku tak ada artinya sama sekali.

Rasanya kekasih yang seringkali aku ajak berolahraga itu sudah bosan, sudah lelah dengan rutinitasku memakan hadiah yang Tuhan Hidangkan. Namun ia begitu kuat dan sabar menemaniku. Ah, hal itu membuatku terus bersyukur telah dipertemukan dengannya dan diberi kesempatan untuk memilikinya.

Aku adalah perempuan muda, yang hidupkan begitu merepotkan orang banyak. Aku adalah perempuan yang meminum obat sebelum makan, dan sesudah makan. Makananku pun tidak asal-asalan, sudah diatur karena aku adalah perempuan yang luar biasa hebat. Aku harus memakan makanan dengan protein tinggi, memakan buah-buah segar seperti pisang dan jeruk, juga meminum susu segar bak putri dari seorang kaisar. Padahal aku hanyalah anak perempuan dari keluarga yang biasa-biasa aja, dari keluarga yang tingga di sebuah rumah tanpa jendela, tanpa sekat ruang, dengan kasur yang menghampar luas dengan udara malam yang masuk sebagai selimutnya.

Dan aku adalah orang yang tidak ingin dipisahkah dari orang yang aku sayangi, orang yang selalu menjaga senyumku tetap utuh.
Begitulah aku menikmati kehidupanku. Alhamdulillah Tuhan selalu menyertaiku dengan penuh Kasih dan Sayang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar