Aku masih muda,
seharusnya aku masih punya banyak waktu produktif, waktu-waktu yang bisa aku
gunakankan untuk membuat cerita-cerita yang menyenangkan dalam perjalanan
hidupku. Tak ada yang berbeda dengan kehidupanku, sama dengan kehidupan
orang-orang yang bahagia disana.
Aku hanya seorang
perempuan yang sedikit manja dengan orang yang aku sayangi, aku selalu ingin
terus bersamanya, selalu ingin perhatiannya, selalu ingin senyumannya. Aku selalu
merasa aku terasingan diantara orang-orang yang aku sayangi.
Aku adalah orang yang
tak bisa meluapkan kemarahannya pada sebuah kata umpatan atau hal yang
semacamnya. Aku adalah perempuan yang hanya bisa menangis menyesali kemarahan yang
meluap-luap dalam hati, hal itu selalu membuat hatiku terbakar, dan juga merasa sakit sendiri.
Hal seperti menyimpan
segala perasaan, beban, dan pikiran sendiri itu yang memperlihatkan seseorang
nampak kuat. Padahal, hal tersebut menggerus jiwanya secara perlahan hingga
rapuh. Itulah yang seringkali aku rasakan sebagai seorang perempuan yang
diciptakan Tuhan dengan penuh kelembutan hati, sedang kelembutan yang aku
miliki membuat aku tidak bisa mengutarakan yang ingin aku sampaikan dengan
baik, tidak bisa meluapkan apa yang menjadi kemarahanku, tidak bisa berbagi
beban bersama orang lain, tidak bisa berbagi pikiran kepada orang lain, dan
tidak ingin melukai siapapun.. hingga akhirnya semua hal itu melukai diriku
sendiri.
Untuk sekarang, aku
memandangi jam dinding yang sedikit demi sedikit memberitahuku bahwa waktu kian
berganti, nafas yang dihembuskan semakin memotong umur. Sedang aku tengah
menikmati hadiah kiriman dari Tuhan yang ia titipan lewat penyakitku.
Entah hadiah istimewa
apalagai yang akan aku terima, perutku kini sudah begah. Perutku sudah buncit
karena terlalu banyak melahap hadiah-hadiah kiriman Tuhan yang tiada hentinya..
Begitulah cara Tuhan mencintaiku.
Kali ini rasanya aku ingin
berolahraga dengan kekasihku, sedikit olahraga ringan untuk menghilang rasa
begah dan perut buncit ini agar aku bisa menghabiskan semua hadiah yang telah
Tuhan hidangkan. Karena jika hadiah-hadiah tersebut aku biarkan, mereka akan di
makan lalat-lalat dan membiarkan aku mati kelaparan hingga hidupku tak ada
artinya sama sekali.
Rasanya kekasih yang seringkali aku
ajak berolahraga itu sudah bosan, sudah lelah dengan rutinitasku memakan hadiah
yang Tuhan Hidangkan. Namun ia begitu kuat dan sabar menemaniku. Ah, hal itu
membuatku terus bersyukur telah dipertemukan dengannya dan diberi kesempatan
untuk memilikinya.
Aku adalah perempuan muda, yang
hidupkan begitu merepotkan orang banyak. Aku adalah perempuan yang meminum obat
sebelum makan, dan sesudah makan. Makananku pun tidak asal-asalan, sudah diatur
karena aku adalah perempuan yang luar biasa hebat. Aku harus memakan makanan
dengan protein tinggi, memakan buah-buah segar seperti pisang dan jeruk, juga
meminum susu segar bak putri dari seorang kaisar. Padahal aku hanyalah anak
perempuan dari keluarga yang biasa-biasa aja, dari keluarga yang tingga di
sebuah rumah tanpa jendela, tanpa sekat ruang, dengan kasur yang menghampar
luas dengan udara malam yang masuk sebagai selimutnya.
Dan aku adalah orang yang tidak
ingin dipisahkah dari orang yang aku sayangi, orang yang selalu menjaga
senyumku tetap utuh.
Begitulah aku menikmati
kehidupanku. Alhamdulillah Tuhan selalu menyertaiku dengan penuh Kasih dan
Sayang.