Jumat, 06 Juni 2014

Message 13318


"Jika ada yang bertanya bagaimana rasanya.. saya akan tersenyum."


Dia tidak pernah berkhianat, ataupun bermaksud berkhianat. hanya saja, saya terlalu mudah mempercanyainya. sehingga banyak harapan yang saya titipkan padanya. dan semua itu... tidak lagi berarti.
tidak akan ada kata benci yang keluar. hanya saja, bagaimana dan sejauh mana saya akan merasakan hal seperti ini ?!

Apakah dulu saya salah? saat saya menekan ego untuk semua hal yg ingin saya lakukan. saat saya selalu memikirkan perasaan orang-orang. sampai akhirnya perasaan saya sendiri digunakan sebagai alatnya, dulu yang saya pikirkan adalah bagaimana caranya saya menjaga kedua hal tersebut. kedua hal yang sama pentingnya bagi saya..

saat itu seorang "sahabat sendu kaku" saya berkata "Dia telah membuatkan Skenario untukmu, jalani saja.. semakin kamu ikhlas, semakin mudah kamu memaikan peranmu.."
semakin hari, saya melihatnya.. merasakannya.. dan mulai menyalahkan diri. saat itu, saya perlahan mulai menjauh. saya tau persis apa yang dirasakannya saat itu.. saat itu, saat semakin menahan semua ego. semakin banyak perasaan yang saya kubur..
sampai pada akhirnya, seseorang bertanya dengan apa yang sedang saya lakukan. saya menjawab nya.. saya bilang, bahwa saya tidak mau ada yang sakit atas kebahagiaan saya. saat itu dia bilang bahwa saya sudah salah langkah. dengan mengorbankan perasaan sendiri demi menjaga yang lain.. itu salah!!

"Mari jaga sama-sama.." itu yang saya ingat, setelah tau kalau saya salah untuk menjaga nya sendiri.

Saya mendengar perkataan seorang ibu dari seseorang. dan perkataan itu, membuat cara berfikir saya berubah seketika. saya mulai mengisi waktu luang dengan hal yang bermanfaat dimasa nantinya. sampai sekarang... saya telah mendapat banyak keuntungan dari kesibukan saya. tapi dibalik ini semua, ada satu hal yang masih menjadi beban yang selalu saya coba hilangkan. entah harus sebanyak apalagi kesibukan yang saya ambil untuk melupakan beban yang satu itu.. semakin saya mencoba melupakan, beban itu malah semakin kuat.. semoga saya cukup kuat untuk menanggung semua itu... dibalik batu, sebagai udang yang ikut tersenyum bahagia.

Walau orang yang dulu saya hargai, saya kagumi, saya jaga setiap inci dari perasaannya. pada akhirnya, dia tidak akan pernah melakukan hal yang sama... semoga saya baik-baik saja!

Senang melihat mu bahagia (^_^)/ see you..

#A Letter for Silent Reader

Tidak ada komentar:

Posting Komentar